Sejumlah warga mengungsi di halaman Masjid At-Taqwa, Pidie Jaya, Aceh, Kamis (8/12). Warga yang tempat tinggalnya mengalami kerusakan akibat gempa berkekuatan 6,5 SR pada Rabu (7/12) mengungsi ke tempat-tempat yang dianggap aman. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./kye/16

Banda Aceh, Aktual.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengirim 17 tenaga medis, yang terdiri dari dokter umum dan dokter spesialis ke lokasi gempa di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh.

“Tenaga medis dari Jabar sudah berada di Aceh sejak satu pekan lalu, rencananya besok terakhir mereka bertugas di sini,” kata Asisten Daerah III Bidang Kesejahteraan Setda Provinsi Jawa Barat Ahmad Hadadi di Poskomando utama Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Senin (19/12).

Belasan tenaga medis tersebut, kata dia, berasal dari dokter Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Kabupaten Bandung, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, RSUD Gunung Djati Kota Cirebon dan RSUD Dokter Slamet Kabupaten Garut.

“Semoga peran serta dari teman-teman tenaga medis dari Provinsi Jawa Barat yang dikirimka ke sini bisa membantu masyarakat Aceh yang menjadi korban gempa dalam hal layanan kesehatan.”

Sementara itu, Kepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Jawa Barat Marion Siaganin menambahkan tim kesehatan Provinsi Jawa Barat banyak menangani korban luka patah tulang atau tertimpa reruntuhan gempa selama bertugas di lokasi gempa Pidie Jaya, Provinsi Aceh.

“Sistemnya kita menjemput bola, jadi kami berkoordinasi dengan BNPB atau BPBD atau relawan setempat, kita sisir ke lokasi-lokasi gempa untuk mencari warga yang terluka atau sakit,” kata Marion.

Menurut dia, ada empat dokter spesialis yang disiapkan oleh Tim Kesehatan Provinsi Jawa Barat, salah satunya ialah dokter orthopedi (ahli tulang).

“Selain itu, kita juga bawa dokter spesialis anak untuk membantu trauma healing anak korban gempa di sini,” kata dia.

Selain itu, lanjut Marion, Tim Kesehatan Provinsi Jawa Barat juga memberikan penyuluhan hidup bersih untuk warga yang tinggal ata berada di tenda pengungsian.

“Rata-rata warga yang mengungsi itu rawan tertular penyakit menular seperti campak. Potensi penyakit menular sangat besar, oleh karena itu kita berikan sosialisasi juga kepada warga untuk mencegahnya.”

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Wisnu