Semarang, Aktual.com — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memulangkan sebanyak 603 orang eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang ditampung di Asrama haji Donohudan Boyolali, ke daerahnya masing-masing.
Kepala Sub Bidang Ketahanan Seni Budaya, Agama, dan Kemasyarakatan, Kesatuan Bangsa dan Politik Jateng, Prayitno S, di Boyolali, Sabtu (30/1), mengatakan, sebanyak 603 dari 1.716 orang eks Gafatar yang ditampung di asrama Donohudan Boyolali telah dipulangkan ke daerahnya masing-masing.
Eks Gafatar setelah menjalani pembinaan baik kedatangannya di Donohudan, masuk kelompok gelombang pertama, kedua maupun ketiga sudah dijemput oleh pemerintah daerah masing-masing. Mereka hingga Sabtu ini, yang masih tersisa di asrama Donohudan, sekitar 1.113 orang.
“Eks Gafatar, pada Sabtu ini, yang dipulangkan atau dijemput oleh Pemda masing-masing sebanyak 168 orang yang terdiri dari Purbalingga 106 orang, Kebumen (32), Sragen (delapan), dan Kota Surakarta (22),” katanya.
Eks Gafatar sebelumnya yang dipulangkan ke daerah masing-masing, pada Jumat (29/1), sebanyak 435 orang yang terdiri dari D.I. Yogyakarta 256 orang, Jateng (40), dan sisanya dari Bekasi, Depok, Bengkulu dan Kalimantan.
Selain itu, warga eks Gafatar beberapa orang dari Kota Salatiga juga sudah diambil oleh Pemkot Salatiga.
Menurut dia, Pemerintah daerah terkait dapat mengambil warganya eks Gafatar yang ditampung asrama, setelah menjalani pembinaan.
Ia mengatakan, sebanyak 37 orang eks Gafatar kembali dibawa ke Asrama Haji Donohudan Boyolali, Sabtu ini. Mereka dibawa dengan pesawat terbang Lion Air dari Bandara Supadio, Pontianak dan mendarat di Bandara Ahmad Yani, Semarang, sekitar pukul 07.40 WIB.
“Kami mendapat informasi, akan ada kedatangan lagi ratusan orang eks Gafatar di asrama Donohudan Boyolali, pada Minggu (31/1).
Kepala Bagian Umum Setda Kebumen, Edi Purwoko mengatakan, pihaknya menjemput sebanyak 32 warganya eks Gafatar di asrama Donohudan untuk dibawa pulang ke rumah masing-masing.
Pihaknya bersama instansi terkait akan melakukan pembinaan secara rutin kepada eks Gafatar tersebut. Mereka juga dipantau kesehatannya melalui Tim Medis Puskesmas daerah setempat.
“Kami bersama MUI setempat, akan dirancang pembinaan melalui pengajian setiap dua minggu atau satu bulan sekali,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan