Surabaya, Aktual.com – Langkah keberadaan garam diduga ada permainan para pengusaha garam. Sebab, kata petani garam asal Madura, M. Jafar, jika stok garam di Madura masih ada. Hanya saja, garam tersebut tidak dibeli oleh para para tengkulak dengan alasan tidak standar kualitas.

“Saya coba tanya ke tengkulak yang biasa beli, katanya kalau standar kualitas garamnya kurang. Saya kuatir ini akal-akalan saja agar orang-orang ‘gedean’ itu bisa import,” keluh Jafar ketika dikonfirmasi, Selasa (25/7).

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur, Heru Cahyono, membantah jika ada akal-akalan pemerintah sesuai yang dilontarkan M. Jafar.

Menurut Heru, pemerintah memang berencana melakukan import garam, lantaran stok garam sangat kurang.

“Kalau garam mereka tidak dibeli, itu bukan wewenang saya. Itu wewenang instansi yang lain. Yang jelas stok garam memang kurang,” kata Heru kepada aktual.com.

Menurutnya, kelangkaan garam dikarenakan adanya gagal panen sejak tahun kemarin akibat cuaca hujan yang berkepanjangan.

Akibatnya pada tahun 2016, petani garam di Jawa Timur hanya mampu menghasilkan 123.873 ton garam dari target produksi sebesar 1,2 juta ton.
“Tahun ini, target 1,2 juta ton pertahun juga tidak terpenuhi. Hingga bulan ini petani di Jawa Timur hanya mampu menghasilkan 689 ton. Padahal kebutuhan garam konsumsi masyarakat Jatim pertahunnya sekitar 150 ribu ton. Kalau Jatim kurang, nasional jelas kurang. Sebab 40 persen kebutuhan garam nasional, dipasok dari Jatim,” tutupnya.
Laporan Ahmad H. Budiawan

Artikel ini ditulis oleh: