Sementara itu, terhadap anak-anak korban yang masih bersekolah, pemerintah secara prinsip berkomitmen membantunya dan melakukan pengaturan lebih lanjut.

“Kami juga membuat ruang dialog dengan masyarakat, termasuk meminta masukan terkait kasus ini,” kata Pakde Karwo.

Sebelumnya, lima ledakan beruntun terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, yakni pada Minggu (13/5) bom bunuh diri di tiga gereja berbeda, yakni Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di wilayah Ngagel, kemudian GKI Wonokromo Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Raya Arjuno.

Kemudian, Minggu malam sekitar pukul 20.00 WIB bom meledak di Rusunawa Blok B lantai 5 Kelurahan Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo, serta pada hari ini bom meledak di pintu masuk Mapolrestabes Surabaya.

 

Ant

(Wisnu)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara