Jakarta, Aktual.com — Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah meminta semua pihak tidak mempolitisir dan mendramatisir penyebab robohnya atap rumah jabatan Gubernur Kalteng di Palangka Raya pada Sabtu (7/11) malam.
Robohnya atap tersebut akibat hujan deras disertai angin kencang yang harus dimaknai sebagai musibah dan hendaknya dipandang secara arif dan bijaksana, demikian kata Karo Humas dan Protokol Pemprov Kalteng Marianitha di Palangka Raya, Minggu (08/11) malam.
“Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi, Sabtu (7/11) malam, bukan hanya merusak rujab Gubernur tapi juga rumah ibadah, beberapa tower PLN, pohon tumbang dan sejumlah fasilitas umum lainnya,” ujarnya.
Mengenai robohnya atap rujab Gubernur Kalteng, Dinas dan Biro di lingkungan Pemprov Kalteng sedang berupaya menangani dan melakukan langkah sementara, khususnya menyelamatkan asset yang ada di dalamnya.
Marianitha mengatakan sebenarnya Pemprov Kalteng telah menyusun perencanaan rehab, khususnya bagian atas rujab Gubernur, pada anggaran dan pendapatan belanja daerah (APBD) tahun 2016 karena usianya sudah cukup lama.
Kondisi bahan bangunan rujab Gubernur Kalteng itu memang sudah tua, jadi kami mohon semua pihak melihat robohnya atap rujab kejadian hal yang bisa terjadi kapanpun dan menimpa bangunan manapun,” katanya.
Karo Humas dan Protokol Pemprov Kalteng itu mengatakan mengenai sejumlah tower PLN yang roboh dan mengakibatkan pasokan listrik di Palangka Raya, Katingan, Pulang Pisau maupun Kapuas berkurang, sedang dilakukan berbagai upaya untuk mengatasinya.
Dia mengatakan Dinas terkait di Pemprov Kalteng telah berkoordinasi dengan pihak PLN, dan sekarang ini sedang diupayakan solusi agar kondisi listrik di empat wilayah tersebut dapat teratasi.
“Semua ini musibah dan gejala alam yang lumrah terjadi, kapan dan dimana saja. Mari memaknai ini sebagai musibah dan bukan karena hal lain,” demikian Marianitha.
Artikel ini ditulis oleh: