Jakarta, Aktual.com — Peran pemuda dalam pembangunan bangsa selalu dijadikan ‘pagar terdepan’. Pemuda dijadikan tumpuan bangsa untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.
Momentum Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober kemarin, masih relevan untuk dijadikan ‘lecutan’ bagi pemuda untuk memperbaiki posisi pemuda dalam berperan membangun bangsa. Hal itu sebagaimana disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) HMI, Arief Rosyid.
“Kita punya banyak keunggulan, salah satunya struktur pemuda kita yang besar. Itu suatu modal dan keuntungan. Tinggal manajemen,” kata Arief, kepada Aktual.com, dalam dialog Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) bertajuk “Bela Negara Dalam Perspektif Pengusaha Muda” di Menara Bidakara 2, Jakarta, Kamis (29/10).
Dengan jumlah populasi pemuda yang begitu banyak, Arief menekankan perlunya pemuda mengambil banyak peranan dalam pembangunan bangsa.
“Perspektifnya harus diubah dari analog menjadi digital. Dulu kan masih teknologi analog. Bagaimana kita tahu seorang Nadiem (pendiri Go-jek, red) menjadi buah bibir pemberitaan dengan aplikasinya,” ungkapnya.
Menurutnya, apa yang dicontohkan bisa dijadikan patokan bagaimana peran pemuda saat ini. Hal itu pula, kata Arief, bisa dijadikan alasan soal penting atau tidaknya bela negara saat ini.
“Kalau pemudanya kuat, tidak perlu berpikir bela negara. Pengentasan kemiskinan, pendidikan, itu yang lebih patut ditonjolkan,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: