Surabaya, Aktual.co — Puluhan anggota Ormas Pemuda Pancasila (PP) Surabaya menandatangi mall Grand City Surabaya. Peristiwa ini terjadi sebagai bentuk amarah ormas terhadap puluhan penjaga keamanan mall yang sebelumnya memborgol anggota PP dan menghajarnya secara bergantian.
Anggota PP, Wahyu, mengatakan, penganiayaan yang dilakukan terhadap anggota PP terjadi pada Rabu dinihari tadi. Bermula ketika salah satu anggota PP, Yuska menggelar acara karaoke di Happy Pappy yang berada di Grand City Surabaya bersama anggota PP lainnya yang berjumlah 10 orang.
“Di ruangan tersebut terjadi perselisihan antara anggota PP sendiri,” ujar Wahyu.
Saat itulah terjadi keributan, hingga akhirnya diamankan anggota sekuriti mall. Setelah itu, diketahui, seorang anggota PP menghilang. 
“Tahunya saat kami keluar, kami kehilangan satu teman kita. Yuska tidak bersama kita lagi. Namun, tiba-tiba sekitar pukul 03.00 WIB, kita dapat telepon dari Polsek Genteng, kalau teman kita dianiaya satpam Grand City,” sahut rekan Wahyu yang lain.
Mendapat laporan itu, beberapa orang dari PP langsung mendatangi Mapolsek Genteng saat itu juga. Ternyata Polsek Genteng tidak mau teriama laporan satpam mal. Sebab, anggota PP yang diserahkan ke polsek sudah dalam kondisi babak belur, dan tangan diborgol serta tidak ada alasan jelas soal laporannya.
“Ternyata dari pengakuan Yuska, dia diculik dari kelompoknya, Yuska dibawa oleh sekitar 30 satpam mal dibawa ke tempat parkir. Tangannya diborgol ke belakang didudukkan pada kursi dan dihajar habis-habisa hingga babak belur,” lanjut Wahyu.
Nah, pada Rabu sore inilah ratusan anggota PP Surabaya, giliran menggeruduk Grand City, untuk mencari satpam-satpam yang telah memukuli Yuska. “Kita cuma ingin tanya maksud dan alasan mereka (satpam) ini apa,” tandas Wahyu.
Sementara dari pantauan, memang puluhan anggota PP bergerombol di depan pintu masuk mal dan menjadi perhatian pengunjung. Beberapa anggota polisi berseragam dan berpakaian preman juga terlihat di lokasi mal.