Jakarta, Aktual.com – Perbaikan satelit 1 milik PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk telah merampungkan sebanyak 71 persen setelah pada Jumat (25/8) mengalami anomali. Tapi sejauh ini, perbaikan itu mulai terlihat.
Hingga Selasa (5/9) pagi, untuk realisasi pemulihan site pelanggan baik Very Small Aperture Terminal (VSAT) ATM maupun untuk penyiaran (broadcast) telah mencapai 10.654 site atau 71 persen dari total 15.000 site. Sedang untuk VSAT dari ATM telah dipulihkan 7.658 site dari total 11.574 site.
“Kalau yang kedua itu berarti pemulihannya sudah mencapai 66 persen mesin-masin ATM bank yang terganggu sebelumnya,” ujar Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara di Jakarta, Selasa (5/9).
Menurut Rudiantara, perbaikan yang dilakukan pihak Telkom dari 15 ribu site yang diusahkan, sudah 10 hari dilalui dan 10 ribu yang dilewati.
“Jadi, kalau kita berpacu dengan kecepatan yang sama, berarti 5 hari lagi bisa selesai sisanya. Saya percaya diri ini bisa selesai,” tegas dia.
Anomali yang dialami Telkom 1 pada akhir Agustus lalu tal hanya mengganggu jaringan ATM yang menjadi offline, tapi juga menyebabkan gangguan pada beberapa stasiun televisi nasional, seperti ANTV dan Net TV. Telkom memperkirakan proses pemulihan bakal rampung sepenuhnya pada 10 September mendatang. Seperti juga yang ditargetkan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo.
Selain itu, kata Rudiantara, pihak pemerintah juga akan menjaga slot orbit yang ditinggalkan oleh satelit Telkom 1. Pihak Telkom sendiri sedang menyiapkan satelit penggantinya Telkom 4 yang dijadwalkan meluncur Agustus tahun 2018.
“Sebagaimana janji Kominfo akan pastikan slot, seperti lapangan parkir, fokus amankan slot untuk tahun depan satelit pengganti. Saya hadir di sini untuk membangun kepercayaan kepada masyarakat. Bisnis satelit paling berisiko, sebelum ini Telkom sudah pernah masalah di satelit Telkom 3, semakin cepat masalah diselesaikan akan semakin bagus bisnis ini,” tandas dia.
Telkom sendiri masih belum bisa mengungkap penyebab terjadinya anomali pada satelit Telkom 1 itu. Mereka mengaku masih membutuhkan waktu bersama Lockheed Martin selaku perakit satelit untuk mengambil kesimpulan.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka