“Apabila seluruh masyarakat mengetahui seperti apa kualitas udara di Kota Jakarta, maka diharapkan masyarakat juga bisa mengambil langkah atau tindakan untuk memperbaiki kualitas udara itu,” tutur Isnawa.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan Jakarta perlu berkaca pada Tokyo yang saat ini sudah memiliki sebanyak 120 alat monitoring kualitas udara yang juga terintegrasi dengan manajemen transportasi.
“Di Tokyo, pusat pemantauan kualitas udara itu akan menginformasikan kepada otoritas terkait apabila ada lalu lintas atau keramaian yang perlu dipindahkan, terutama ketika kualitas udaranya memburuk. Hal ini yang juga ingin diwujudkan oleh Pemprov DKI Jakarta,” ungkap Isnawa.
Selain pemantauan, dia menambahkan emisi dari kendaraan-kendaraan bermotor juga menjadi perhatian dalam peningkatan kualitas udara di wilayah ibukota dalam rangka menyambut penyelenggaraan Asian Games 2018.
“Kami akan terus melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kualitas udara di Jakarta, salah satunya dengan menggelar uji emisi masal gratis pada pekan lalu di Kemayoran. Nantinya, uji emisi akan digelar secara rutin dan bahkan akan menjadi syarat perpanjangan STNK,” tambah Isnawa.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid