Jakarta, Aktual.com — Kapolri Badrodin Haiti diminta untuk mencermati situasi di Kota Ternate, Maluku Utara, pasca tewasnya dua warga akibat ditembak peluru tajam saat aparat kepolisian membubarkan bentrokan antar dua kelompok pemuda.

Demikian disampaikan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (12/1).

“Kondisi Ternate saat ini berpotensi menjadi kerusuhan dan kekacauan besar, jika tidak segera disikap Jakarta. Apalagi dalam penanganan bentrokan itu polisi cenderung melanggar SOP (Standar Operasional Prosedur),” kata dia.

IPW melihat, kemarahan terhadap aparat kepolisian
di Ternate tidak hanya muncul dari masyarakat, tapi juga dari kalangan TNI yang merasa tersinggung atas sikap dan pernyataan Kapolres Ternate AKBP Kamal Bachtiar. Sikap tersinggung jajaran TNI ini terungkap saat Danrem 152 Babullah Ternate Kolonel Inf Syafrial melakukan jumpa pers, Senin (11/1) kemarin.

“Saat itu Danrem mengatakan tidak terima dengan pernyataan Kapolres tentang tertembaknya sejumlah warga, yang seolah menuding TNI sebagai pelakunya,” ucap dia.

Untuk itu IPW mendesak agar Komnas HAM dan Propam Polri menurunkan tim untuk mengusut kasus tertembaknya sejumlah warga di Ternate. Penembakan itu terjadi saat aparat kepolisian membubarkan bentrokan antar dua kelompok pemuda di Jalan Baru Toboko Pantai, Ternate pada dua hari lalu.

“Komisi III DPR perlu juga mendesak Kapolri segera mencermati situasi di Ternate agar konflik yang lebih besar
tidak terjadi. Selain itu pelaku penembakan terhadap warga diusut tuntas, dan kesalahan SOP oleh polisi dalam menangani bentrokan itu diproses Mabes Polri.”

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang