Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional AS, 2021. ANTARA/Shutterstock.

Washington, aktual.com – Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan melakukan pembicaraan dengan Penasihat Keamanan Nasional Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada hari Jumat (15/12), demikian disampaikan oleh pejabat senior pemerintahan Biden.

Dalam keterangan kepada wartawan tanpa mengungkapkan identitasnya, disampaikan bahwa Jake Sullivan dijadwalkan untuk bertemu dengan Abbas bersama pejabat senior Palestina lainnya di kota Ramallah di Tepi Barat.

Pertemuan itu untuk mendiskusikan syarat-syarat untuk memastikan “bahwa kita tidak akan pernah lagi melihat kejadian seperti yang terjadi pada 7 Oktober,” serta “dukungan bersejarah kami bagi Otoritas Palestina.”

Pertemuan diharapkan akan memusatkan perhatian pada isu stabilitas di Tepi Barat, dan juga membahas rencana mengenai “langkah-langkah selanjutnya” di Jalur Gaza setelah serangan Israel di daerah tersebut berakhir.

“Kami berharap dapat melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Otoritas Palestina,” katanya pada Kamis malam waktu Washington.

Israel memulai serangan di Gaza sebagai respons terhadap serangan lintas batas yang dilakukan oleh kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober. Serangan tersebut diklaim menyebabkan lebih dari 1.200 orang tewas dan sekitar 239 lainnya dibawa ke Gaza sebagai sandera, menurut angka resmi.

Sejak saat itu, setidaknya 18.787 warga Palestina di Gaza telah kehilangan nyawa, dengan hampir dua pertiga di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, menurut data resmi dari otoritas kesehatan Gaza.

Pejabat menyatakan bahwa pasukan keamanan Otoritas Palestina berhasil menggagalkan upaya Hamas untuk memulai pemberontakan di tengah serangan lintas batas.

“Jaringan Hamas di Tepi Barat mencoba memicu kekerasan dan pemberontakan beberapa hari setelah 7 Oktober, dan upaya tersebut gagal karena pasukan keamanan Palestina benar-benar bekerja dengan sangat baik,” katanya.

“Jadi, kami akan berbicara tentang pasukan keamanan Palestina, kami akan berbicara tentang upaya yang kami lakukan untuk mengekang kekerasan yang dilakukan pemukim ekstremis, yang sudah sering kami gaungkan dan akan terus kami lakukan, dan juga kapasitas Otoritas Palestina, yang kami akui perlu diubah, direvitalisasi,” tambahnya.

Saat ini, Amerika Serikat sedang mengkaji kemungkinan memanfaatkan personel keamanan Otoritas Palestina di Gaza setelah berakhirnya konflik, dengan tujuan membentuk apa yang dijelaskan oleh pejabat sebagai “semacam pusat manajemen” untuk Gaza.

Meskipun demikian, pejabat tersebut memberikan peringatan bahwa “ini masih dalam tahap pembahasan dengan pihak Palestina, Israel, dan mitra regional, dan masih berada dalam proses.”

Pertemuan tersebut akan diselenggarakan dalam situasi di mana operasi serangan dan penangkapan oleh Israel di kota-kota besar dan kecil di Tepi Barat terus meningkat, bersamaan dengan serangan yang semakin intensif dari pemukim sayap kanan Israel.

Selain itu, terjadi penyitaan paksa properti milik warga Palestina di wilayah pendudukan tersebut. Sejak tanggal 7 Oktober, hampir 300 warga Palestina di Tepi Barat telah kehilangan nyawa.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain