Jakarta, Aktual.com – Penertiban bangunan di Kalijodo, Jakarta Barat, Senin (29/2), dimanfaatkan oleh pencari besi bekas. Namun kali ini, mereka mereka mencarinya bukan di daratan, melainkan di dasar kali Kerendang.
Kali Kerendang, berada bersebelahan dengan wilayah Kalijodo.
Sebanyak tujuh orang pencari besi bekas itu, rela menceburkan diri ke dalam kali yang airnya sudah berwarna hitam, demi mendapatkan potongan besi dari hasil penertiban bangunan Kalijodo.
Salah satu pencari besi bekas itu, Kosim (43), mengaku tidak perduli dengan bau dan kotornya air kali Kerendang itu.
“Ji, ro, lu, pat (satu, dua, tiga, empat),” ucap Kosim memberikan aba-aba kepada teman-temannya yang akan menyelam ke dasar kali untuk mencari potongan besi.
Bagi pria yang tak sempat lulus Sekolah Dasar itu, apapun akan dilakukan guna mendapatkan potongan besi yang akan ditukar dengan rupiah.
“Septic tank (jamban) juga diselemin (diselami) bang, namanya juga nyari rejeki,” tambah dia dengan suara khas Tegal.
Tanpa baju, dia dan teman-temannya harus menahan nafas dan menutup mata saat menyelam untuk mendorong potongan besi ke luar dari dasar kali.
Entah berapa kali mereka menyelam. Sesekali kepala mereka hilang, sesekali kepala mereka tampak. Tak satupun dari mereka yang peduli pada sampah yang menempel di atas kepalanya.
Sesekali, diantara mereka meludah, mungkin menelan air kali itu. Namun, tak satupun berucap keluh meski tubuh mereka dipastikan bau oleh kali yang tak satupun ikan muncul.
Satu jam lebih mereka ditonton warga sekitar, ketabahan dan kekompakan mereka diuji. Berapa warga menonton heran, ada yang tertawa ada yang merasa jijik. Apa yang diusahakan membuahkan hasil. Sebuah mesin jahit pemasang kancing dan meja besi mengemuka dari dasar kali. Tepuk tangan warga menghiasi keberhasilan mereka.
Senyum sumringah menghiasi wajah mereka, besi seberat 200 kg penyebabnya. Beberapa pemulung terkejut oleh hasil yang mereka dapat.
Pasalnya, dengan harga besi padat Rp4000 per kilonya, Kosim dan teman-teman bisa mendapatkan upah sekitar 100 ribu per orang. Usaha mereka menyelami kali yang sudah sangat bau itu tak sia-sia.
Usai mendapatkan hasil itu, Kosim dan temannya mengistirahatkan diri sejenak, “Nafas dulu. Nanti lanjut lagi,” tuturnya sambil menyulut rokok.
Artikel ini ditulis oleh: