“Pencarian di sektor A tadi sempat diintensifkan karena tim SAR dan relawan sempat mencium bau busuk menyengat seperti aroma bangkai yang diduga korban longsor. Tapi kemudian bau menghilang saat relawan melakukan penggalian manual dibantu semprotan air,” kata Adi, relawan yang ikut menyaksikan proses pencarian di sektor A.
Sayangnya, belum sempat menemukan sumber bau, koordinator pencarian dari Basarnas menginstruksikan seluruh unsur SAR dan relawan untuk mundur.
“Tetapi di sektor bawah berhasil ditemukan satu lagi korban hilang tertimbun longsor. Informasinya jenis kelamin laki-laki. Semoga besok pencarian cuaca cerah dan korban lain bisa ditemukan,” katanya.
Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo menyatakan prosedur ketetapan pencarian memang harus dihentikan jika cuaca memburuk atau turun hujan, karena alasan risiko keselamatan tim relawan.
“Kami tidak mau ambil risiko. Keselamatan petugas, relawan maupun warga harus diutamakan,” ujarnya.
Danrem 081/DSJ Madiun Kolonel Piek Budyakto menjelaskan penghentian proses pencarian mempertimbangkan potensi longsor susulan serta kondisi jalur evakuasi yang licin, sehingga membahayakan mobilitas petugas, baik di zona-zona pencarian maupun di jalur evakuasi menuju posko-posko tanggap darurat bencana serta DVI.
“Pencarian akan terus kami lakukan sampai 28 korban yang sebelumnya dinyatakan hilang ditemukan seluruhnya. Semoga hingga H+7 pencarian semua sudah ketemu,” katanya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: