Jakarta, Aktual.com – Gempa yang terjadi dalam waktu berdekatan di wilayah Sumatera Barat terjadi secara berturut-turut dalam waktu sehari, yakni pukul 12.38 WIB.
Pusat gempa berada di koordinat 0,24 lintang selatan dan 100,41 bujur timur atau tujuh kilometer timur laut Kota Bukittinggi dengan kedalaman 10 kilometer.
Pakar gempa dari Universitas Andalas Badrul Mustafa menjelaskan, dua gempa pertama yang berpusat di Kota Bukittinggi merupakan bagian dari mekanisme pergerakan patahan Sumatera atau pada patahan semangka.
“Gempa tersebut merupakan gempa darat yang dangkal, namun tetap ada potensi gempa susulan,” ujarnya di Padang, Selasa (27/9).
Berdasarkan analisisnya dan berpatokan pada gempa yang terjadi pada 2 Maret 2007, dia menilai kemungkinan terjadi gempa besar di kawasan Sianok sama halnya dengan Singkarak yakni tidak begitu besar atau kecil kemungkinan.
Hal itu disebabkan dua daerah tersebut sempat diguncang gempa kekuatan cukup besar pada 2007, warga Bukittinggi tetap diharapkan waspada atau berhati-hati.
“Berbeda dengan gempa yang terjadi di Bukittinggi, gempa yang berpusat di barat daya Kota Solok dan barat daaya Kota Pariaman pada Selasa sore.”
“Kalau dua gempa terakhir bisa jadi merupakan tubukan lempeng Indoaustralia dengan lempeng Eurasia. Beda dengan gempa Bukittinggi yang berada di patahan.”
Secara umum, menurut dia terjadinya gempa di Sumbar merupakan suatu isyarat dan membuktikan bahwa daerah itu memang lebih aktif potensi gempa dibandingkan provinsi lain di Pulau Sumatera.
“Potensi Sumbar memang lebih besar, baik di laut maupun di darat, baik di segmen atas maupun segmen bawah.”
Dia mengimbau masyarakat setempat serta pemerintah daerah untuk terus berwaspada dan meningkatkan kemampuan pengurangn risiko bencana.
“Sumbar dapat belajar dari Jepang karena negara tersebut berpotensi gempa cukup besar, namun dapat meminimalisir kerugian dan dampak bencana.”
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu