Ilustrasi Pendapatan Per Kapita (Istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Analis ekonomi politik Abdulrachim Kresno menyayangkan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia masih rendah di angka US$ 3.600 per tahun. Dan ternyata angka segitu sudah bertahan selama 50 tahun.

Kondisi ini terjadi karena tim ekonomi peemrintahan yang berkuasa termasuk di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini masih dijuasai oleh kaum neo liberalis dari Mafia Barkeley.

“Aneh sekali kita 50 tahun membangun akhirnya Indonesia hanya bisa mencapai GDP/Capita US$ 3600, sedangkan Singapura bisa mencapai US$ 51.400. Itu hampir 15 kali lipat kita,” kata dia di Jakarta, Kamis (28/9).

Ternyata para neo liberalis atau para Mafia Barkeley ini mereka membuat jaringan yang terdiri dari para ekonom yang lebih muda dan selalu berusaha dan berhasil mengarahkan dan memengaruhi kebijakan-kebijakan ekonomi selama 50 tahun sampai sekarang.

“Kecuali pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid selama 21 bulan 1999 – 2001. Itu satu-satunya pemerintahan yang berhasil mengurangi utang pemerintah sepanjang sejarah RI sebesar US$ 3,6 milyar dengan Menko Perekonomiannya Kwik Kian Gie dan Rizal Ramli,” jelas dia.

Kelompok neo liberalis yang saat ini diisi antara lain diisi oleh Sri Mulyani Indrawati di posisi Menteri Keuangan. Mereka beranggapan presidennya boleh siapa saja tetapi menteri-menteri ekonominya harus terkait langsung atau tidak langsung dengan kelompok Mafia Berkeley ini.

“Tentu saja arah kebijakan ekonominya harus sejalan dan patuh dengan arahan mereka,” tegas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby