Menyikapi pernyataan tersebut, menurutnya, program ini justru sangat membantu memberikan skema kredit berupa subsidi DP bagi masyarakat menengah ke bawah yang sulit mendapatkan tempat tinggal.

“Kalau dibilang akan menghabiskan dana APBD DKI tentu saja tidak. Saya contohkan, untuk target penerima program sebanyak 50 ribu keluarga maka pemprov DKI akan menalangi DP sebesar Rp350 juta. Biaya tersebut, hanya 4% dari APBD DKI pertahunnya,” kata Anggawira.

Lagipula, sambungnya,  DP yang ditalangi oleh Pemprov DKI tersebut  pada akhirnya akan tetap kembali pada kas pemerintah karena konsumen akan tetap membayarnya lewat cicilan mereka.

“Sekarang banyak kredit balloon untuk mobil bekas. Ini bisa menjadi bagian untuk implementasi ke rumah nantinya,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka