Kadiv Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar memberikan keterangan kepada wartawan terkait kontak senjata yang diduga menewaskan teroris Santoso di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/7). Polri menyatakan masih terus melakukan identifikasi untuk memastikan dugaan tewasnya teroris Santoso dalam baku tembak pada Senin (18/7) saat Operasi Tinombala 2016 di Tambarana, Poso. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Kepolisian Republik Indonesia, mengaku pendataan ulama di Jawa Timur oleh Polda Jatim, hanya bertujuan untuk memudahkan bagi anggota bila ingin mengirimkan undangan saat ada acara.

“Agar memudahkan untuk kirim undangan. Maklum sering kali pas acara yang di buat polda, kadang terlewatkan,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar melalui pesan singkatnya di Jakarta, Minggu (5/1).

Boy mengungkapkan, permintaan pendataan para ulama berpengaruh di Jatim itu, dikeluarkan oleh Polda Jatim melalui surat telegram dengan nomor ST/209/I/2017/RO SDM.

Telegram tersebut, kata Boy, dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kantibmas) dan hubungan baik antara para ulama dan polri khususnya Polda Jatim, agar mengirim daftar nama dan alamat para ulama yang berpengaruh di daerahnya masing-masing.

Artikel ini ditulis oleh: