Jakarta, aktual.com – Sering kali seorang Mukmin merasakan ujian yang sangat berat yang dialaminya, seakan-akan ia merasakan bahwa dirinyalah yang paling menderita terlahir di Dunia, dan merasakan bahwa Dunia ini adalah penjara.
KH. Muhamamd Danial Nafis dalam pengajian kitab Anwarul Hadi menjelaskan bahwa janganlah seorang Mukmin merasa hidupnya sebagai orang yang paling menderita daripada orang lain di Dunia ini.
“Jangan merasa menjadi orang yang terpuruk dan menderita di Dunia ketika ada ujian atau musibah, sebab buah kepahitan yang kita dapatkan bisa jadi menurutmu pahit tetapi disisi Allah Swt adalah yang terbaik bagimu,” ucapnya.
Penyebab daripada seringnya diri kita merasakan penderitaan yaitu karena sering kali menyandarkan kebahagiaan hidup di Dunia kepada nafsu semata padahal nafsu itu mengarahkan terhadap hal-hal yang bersifat materialistik.
“Kita harus memahami pahit atau manisnya kehidupan itu apakah menurut nafsu kita atau ruh kita, manisnya kehidupan menurut nafsu didasarkan pada tolak ukur material (harta, ingin dipuji dll) sedangkan menurut ruh itu didasarkan pada peribadatan (bisa berdzikir, bersholawat, berkumpul dengan orang-orang Sholeh),” ungkapnya.
Terakhir beliau menyampaikan bahwa hidup di Dunia adalah tempatnya ujian dan tempatnya penderitaan, sedangkan manusia sebagai hamba Allah hanya patut menjalani dengan rasa sabar dan syukur.
“Hidup itu ujian, nikmati hidup ini, yang kita lakukan adalah senantiasa sabar dan disertai dengan rasa syukur,” ucapnya.
Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:
وقال عليه الصلاة والسلام: إذَا أَحَبَّ الله عَبْدا ابْتَلاَهُ بِبَلاءٍ لاَ دَوَاءَ لَهُ، فإنْ صَبَرَ اجْتَبَاهُ، وإنْ رَضِيَ اصْطَفَاه
“Nabi Saw bersabda: ‘Jika Allah mencintai seorang hamba, maka dia akan mengujinya dengan ujian yang tidak ada obatnya. Jika dia sabar, maka Allah memilihnya dan jika dia ridho, maka Allah menjadikannya pilihan.”
Waallahu a’lam
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain