Senada dengan itu motivator parenting, Andriansyah mengatakan, pembentukan perilaku anak dipengaruhi lingkungan dan teknologi. Dirinya berpesan agar orangtua tidak memberikan fasilitas teknologi, seperti komputer dan telepon genggam, di dalam kamar atau yang bersifat pribadi.
“Saat ingin memberikan fasilitas (komputer atau telepon genggam), jangan sekali-kali memberikan izin dimasukkan ke dalam kamar anak. Letakkan teknologi tadi di tempat umum seperti ruang keluarga. Kedua, berikan komitmen bersama saat memberikan teknologi. Perlu dicatat, informasi terpenting adalah dari orangtuanya,” jelasnya.
Terpisah, Menteri Desa PDTT, Eko Putro Sandjojo, menyesalkan tragedi bom bunuh diri di Surabaya. “Kita sangat mengutuk perbuatan keji, biadab, dan pengecut, membawa anak-anak untuk melakukan bom bunuh diri terhadap orang yang tidak berdosa yang sedang beribadah,” ujarnya disela mendampingi Presiden Joko Widodo, dalam acara Rakornas Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pusat dan Daerah, di JIExpo Jakarta, Senin (14/5).
Menurut Eko, tragedi tersebut upaya untuk memecah belah bangsa kita yang akan menjadi negara maju. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk ikut aktif memantau dan memberikan informasi terkait aktivitas kalangan masyarakat yang terindikasi gerakan teroris.
“Kita harus kompak memberikan informasi setiap ada kecurigaan atau indikasi gerakan-gerakan yang menuju pada terorisme. Ini adalah upaya untuk memecah belah, jangan sampai kita dipecah belah sehingga usaha yang kita lakukan selama ini yang cukup baik, yang telah memberikan pondasi kepada negara kita menjadi negara maju dipecah belah,” tukasnya.
“Kita meski dukung semua aparat kepolisian, intelijen, kita mesti dukung. Mereka sudah bekerja dengan sangat baik, kita sebaiknya tidak saling menyalahkan, dalam kondisi seperti ini kita mesti bersatu dan saling mendukung, ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby