Jakarta, aktual.com – Hasil penelitian disertasi promosi doktor akademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menunjukkan sekira 45,5 persen anak sehat di Jakarta mengalami gangguan integrasi saluran cerna yang bisa berpengaruh pada berbagai gangguan kesehatan lainnya.
Disertasi dari dr Muzal Kadim, Sp.A(K) tentang “Manfaat Formula yang Diperkaya Seng, Glutamin, Serat, dan Prebiotik terhadap Pertumbuhan dan Morbiditas Anak Berusia 1-3 Tahun” yang diuji di FKUI Jakarta, Senin (21/1), mengatakan temuan tersebut cukup mengejutkan karena kasusnya lebih tinggi dibanding negara lain di Asia.
“Temuan ini cukup mengejutkan karena gangguan integritas mencapai 45,5 persen, lebih tinggi dari negara-negara di Asia, sekitar 30 persen,” kata Muzal.
Gangguan integritas saluran usus merupakan suatu kondisi di mana usus mengalami kebocoran sehingga tidak mampu menyerap sumber gizi dari makanan yang dikonsumsi dengan baik.
Muzal menjelaskan bahwa gangguan usus tersebut memiliki keterkaitan dengan asupan gizi anak yang kurang sehingga menyebabkan malnutrisi dan menjadi stunting atau kerdil.
“Kalau penyerapannya terganggu asupan gizinya jadi tidak baik, pertumbuhannya juga terganggu,” kata dia.
Dari hasil penelitiannya disebutkan bahwa anak-anak yang mengalami gangguan penyerapan pada saluran cerna tersebut merupakan anak-anak yang sehat usia 1-3 tahun.
Muzal juga menambahkan gangguan integritas saluran cerna ini juga tidak memiliki gejala sehingga tidak dirasakan oleh anak. Dia menilai apabila anak sehat yang memiliki gangguan penyerapan pada usus hanya mendapatkan asupan gizi yang terbatas, maka kondisi itu bisa memperburuk asupan gizi anak.
“Anak-anak kan biasanya sulit makan, sudah asupan gizi yang masuk sedikit karena sulit makan, penyerapan gizinya juga terganggu sehingga yang diserap hanya sedikit,” kata dia.
Dalam penelitiannya Muzal juga memberikan solusi untuk memperbaiki saluran cerna anak dengan menambah suplementasi dari seng, glutamin, serat, dan prebiotik yang dibuat pada susu formula.
Perbaikan saluran cerna dengan pemberian susu formula yang diperkaya suplementasi tersebut bisa dilakukan cukup hanya dalam waktu enam bulan.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin