Hasil ini menurut dia, sungguh mengejutkan lantaran kekurangan asupan Omega 3 dan DHA bisa berbahaya dalam jangka menengah dan panjang.

“Kondisi ini bisa berdampak pada masa depan anak di antaranya anak kurang pintar, tumbuh tak sempurna, kekebalan tubuh melemah, kulit mengalami kekeringan, pandangan kabur, hingga perubahan emosi yang bisa membuat prestasi anak di sekolah menurun,” katanya.

DHA dan Omega 3, kata dia, sangat bermanfaat dalam perkembangan sistem saraf, pembentukan membran sel sehat, dan produksi hormon seperti yang bertanggung jawab dalam mengatur tekanan darah, viskositas darah, vasokonstriksi, serta respons imun, dan inflamasi.

Pemenuhan gizi, terutama makanan dengan kandungan Omega 3 dan DHA yang cukup dapat memengaruhi masa depan bangsa Indonesia dan anak-anak kita saat dewasa kelak, ujar Ahmad Sulaeman.

Oleh karena itu, Ahmad Sulaeman mengajak masyarakat, praktisi gizi dan kesehatan untuk lebih aktif dalam mempromosikan asupan pangan dengan kandungan DHA yang memadai.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia dalam setiap harinya untuk anak berusia 4-9 tahun harus mengkonsumsi Omega 3 sebesar 0,9 gram. Sedangkan mereka yang berusia 10-12 tahun untuk laki-laki sebesar 1,2 gram dan perempuan sebesar 1,0 gram.

Artikel ini ditulis oleh: