Jakarta, Aktual.co — Membicarakan pasar tak lepas kaitannya dengan politik. Hal ini yang menjadi topik riset bagi Dosen Prasetya Mulya, Lukas Setia Atmaja. Dirinya mendapatkan rekap data terhadap stock market dari masa Presiden Soeharto sampai SBY.
“Stock market yang paling tinggi itu saat masa Presiden SBY di Indonesia Bersatu Jilid 1, dan yang paling rendah itu saat masa Presiden Gusdur,” ujarnya di Jakarta, Rabu (15/10).
Diketahui bahwa masa Presiden Soeharto mendapatkan stock market sebesar 9.7 persen, masa BJ Habibie senilai 23.2 persen, Gusdur -11.9 persen, Megawati 19.6 persen, dan SBY jilid 1 senilai 24.3 persen, dan SBY jilid 2 senilai 15.9 persen.
Penurunan dari masa presiden SBY dengan kabinet Indonesia Bersatu Jilid 1 dan 2 menurutnya disebabkan karena kepercayaan pasar terhadap para anggota partai yang dianut SBY serta kabinet menterinya banyak yang melakukan korupsi.
“Korupsi itu bisa membuat kepercayaan pasar terhadap stock market menurun, si koruptor itu dari partai mana, menteri apa, dan lainnya yang banyak dipertimbangkan pasar,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka