Jakarta, Aktual.co — Presiden Jokowi hari ini meresmikan program G2P (Government to Person) atau bantuan kepada keluarga kurang mampu, kegiatan tersebut dilaksanakan di Kantor Pos Jakarta. Bantuan tersebut merupakan pengganti Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang kini akan dilakukan secara non-tunai melalui Layanan Keuangan Digital dengan nama Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar.
Peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M), Abdul Wahid menyampaikan bahwa bantuan tersebut tidak efektif. Menurutnya masih ada cara lain yang lebih tepat sasaran dibandingkan memberi bantuan berupa uang yang notabene memanjakan masyarakat.
“Seharusnya pemerintah membuat Masyarakat Indonesia Pintar, Masyarakat Indonesia Sehat, bukan kartu-kartu itu. Sekarang ini desainnya bukan SDMnya yang diperbaiki,” ujarnya saat dihubungi wartawan Aktual.co di Jakarta, Minggu (2/11).
Selain itu Abdul Wahid juga mengatakan bahwa untuk memperbaiki Sumber Daya Masyarakat (SDM) Indonesia, satu-satunya cara dengan pendidikan. Pendidikan menurutnya akan membentuk kebudayaan negara yang lebih baik.
“Harusnya pendidikan yang dibenahi, ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu akses, mutu, dan pembiayaan pendidikan. Selama ini kan akses murid di pedalaman susah sekali, mutu guru juga harus ditingkatkan. Sebesar 77% pendapatan negara itu dari pajak, maka penerimaan harus tinggi dan alokasi pendidikan juga harus tinggi,” jelasnya.
Perlu diketahui bahwa selama tahun 2009-2014 rasio guru dan murid Sekolah Dasar (SD) Negeri adalah 1:25, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1:16. Sementara rasio ideal untuk guru dan murid SD adalah 1:5-1:10 dan SMP adalah 1:10-1:15.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka