Seorang warga memanggul karung beras usai menerima Bantuan Sosial (Bansos) Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Warakas, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (20/2/2024). Badan Pangan Nasional (Bapans) mencatat per 17 Februari 2024 realisasi bantuan pangan beras tahap satu 2024 yang telah disalurkan oleh Perum Bulog untuk alokasi Januari 2024 mencapai 193.368 ton atau 87,87 persen dari pagu sasaran per bulan sebesar 220.041 ton. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wpa.

Jakarta, aktual.com – Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi menilai stabilisasi harga beras perlu menjadi fokus utama pemerintah saat ini guna menghindari peningkatan inflasi.

“Kenaikan harga beras salah satunya dikarenakan oleh minimnya ketersediaan yang diakibatkan oleh musim panen, dan cuaca. Di tengah fluktuasi harga yang kian meningkat, saat ini stabilisasi harga harus menjadi fokus utama untuk menghindari peningkatan inflasi,” katanya lewat keterangan di Jakarta, Rabu (21/2).

Azizah menyebut kenaikan harga beras yang terjadi sejak awal Februari seharusnya sudah diantisipasi sejak jauh-jauh hari. Kenaikan harga beras dan komoditas pangan lain umumnya sudah terjadi sejak September 2023 dengan harga Rp12.685 dan pada bulan Februari 2024, dan terus naik hingga harga Rp13.187 menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri saat ini.

Ia merinci, menurut panel harga Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) pada 14 Februari, harga beras medium II naik sebesar 6,25 persen atau Rp900/kg menjadi Rp14.250/kg jika dibandingkan dengan harga Januari 2024. Begitu pula menurut data yang dihimpun oleh Center for Indonesian Policy Studies dalam Food Monitor, harga pada hari pemilihan umum kemarin lebih mahal sebesar 15,41 persen dari harga rata-rata pada bulan Februari tahun lalu.

“Kenaikan ini menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap inflasi dan daya beli masyarakat. Jika harga beras akan terus naik, maka biaya hidup secara keseluruhan pun akan meningkat,” ujar Azizah.

Pasalnya, ketika harga beras naik, biaya produksi makanan juga cenderung meningkat, karena beras menjadi bahan baku dalam banyak produk makanan. Kenaikan biaya produksi ini kemudian dapat menyebabkan naiknya harga-harga lainnya, karena produsen akan menaikkan harga produk mereka untuk menutupi biaya tambahan.

Kenaikan harga beras akan berdampak pada peningkatan tingkat inflasi, mengingat beras merupakan salah satu komoditas pokok yang menyumbang 3 persen pada Indeks Harga Konsumen (IHK) yang digunakan untuk menghitung inflasi.

Beras sudah sejak lama berkontribusi pada angka inflasi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2023 menunjukkan beras sebagai komoditas penyumbang utama andil inflasi. Beras memiliki andil sebesar 0,18 persen dalam inflasi month to month, dan 0,55 persen dalam inflasi year on year. Komoditas yang satu ini kembali mengalami inflasi sebesar 0,64 persen (month-to-month/mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen pada Januari 2024.

Dalam konteks di DKI Jakarta, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat tingkat inflasi DKI Jakarta pada Januari 2024 terhadap Januari 2023 secara tahunan (year on year) sebesar 1,83 persen yang disebabkan salah satunya karena kenaikan harga beras.

Plt. Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta Dwi Paramita Dewi merinci bahwa berdasarkan kelompok pengeluaran, penyumbang utama inflasi tahunan di Jakarta adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau yang inflasi sebesar 5,59 persen dengan andil 1,04 persen.

“Komoditas utama pendorong inflasi tahunan pada kelompok ini adalah beras dengan andil 0,25 persen; daging ayam ras 0,10 persen; cabe merah 0,08 persen; dan sigaret kretek mesin 0,07 persen,” kata Dwi dalam siaran yang ditayangkan melalui akun YouTube BPS DKI Jakarta, Jumat (2/2).

Berdasarkan pantauan Informasi Pangan Jakarta per Rabu (21/2), harga rata-rata beras di sejumlah pasar di DKI Jakarta terpantau stabil, meski harganya terpantau masih cukup tinggi.

Harga beras medium misalnya, berkisar di harga Rp14.222 per kilogram, sedangkan harga beras premium mencapai Rp15.360 per kilogram. Komoditas pangan lainnya yang masih tercatat memiliki harga cukup tinggi dan cenderung naik diantaranya ayam broiler dengan kisaran harga Rp40.228 per ekor, telur ayam ras dengan Rp29.216 per kilogram, serta daging sapi murni dengan harga Rp138.785 per kilogram.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain