Jakarta, aktual.com – Ketua Kelompok Kerja Geologi Pusat Studi Gempa Nasional, Danny Hilman Natawidjaja mengatakan sulit memperkirakan kapan dan di mana akan terjadi gempa karena banyak sumber gempa di Indonesia.
“Sumber gempa di Indonesia sangat rumit, perlu banyak riset dari berbagai daerah sehingga informasi dan pendidikan kebencanaan bisa lebih tepat,” kata Danny dalam jumpa pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Kamis (21/2).
Danny mengatakan gempa terjadi di antara batas-batas lempeng dan sesar serta zona-zona subduksi. Indonesia sendiri berada di wilayah yang memiliki banyak zona subduksi dan sesar.
Salah satu penyebab muncul korban jiwa akibat gempa bumi adalah masih banyak rumah dan bangunan di Indonesia yang belum tahan goncangan.
“Di wilayah yang rawan gempa, seharusnya dibangun rumah-rumah dan bangunan yang tahan gempa. Hindari juga membangun rumah dan bangunan di jalur gempa dan sesar,” tutur peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu.
Karena itu, Danny mengatakan perlu ada penelitian lebih lanjut untuk mendata sesar-sesar yang ada di seluruh Indonesia.
Wilayah Indonesia dipenuhi jalur-jalur sesar aktif gempa di darat dan laut. Sementara, data sumber gempa masih sedikit, sehingga perlu banyak penelitian untuk mitigasi gempa dan tsunami.
Penelitian juga diperlukan untuk membangun sistem peringatan dini yang spesifik untuk setiap daerah disesuaikan dengan karakter sumber gempa-tsunami dan kondisi setempat.
Menurut data BNPB, telah ditemukan 214 sumber gempa baru dan teridentifikasi 295 sesar aktif yang tersebar di Jawa (37), Sulawesi (48), Papua (79) serta Nusa Tenggara dan Laut Banda (49).
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin