Jakarta, Aktual.co — Sejak diluncurkan oleh NASA pada 2009 lalu, teleskop luar angkasa Kepler, telah mengindentifikasi lebih dari 1.000 eksoplanet (Planet di luar Tata Surya kita) dan 4.200 calon Eksoplanet.
 
Seperti yang baru ini ditemukan oleh teleskop tersebut yaitu Tata Surya terdiri dari lima Planet seukuran Bumi (Planet berbatu) mengelilingi sebuah bintang yang disebut “Kepler 444 “,- yang jaraknya diperkirakan 11,2 miliar tahun – umurnya dua kali lebih tua dari Matahari.

HuffingtonPost melaporkan, bahwa Dr. Tiago Campante , seorang peneliti dari University of Birmingham dan salah satu astronom yang membantu riset penelitian tersebut, berhasil menemukan sistem Tata Surya baru , dalam sebuah pernyataan tertulis.

Peneliti mengklaim, sudah menemukan Planet seukuran Bumi telah terbentuk di sekitar Alam Semesta sekitar 13,8 miliar tahun, kemungkinan memberikan pengetahuan bagi keberadaan kehidupan kuno di Galaksi.

Campante bersama timnya mendeteksi ada sistem bintang kuno dengan melihat data yang dikumpulkan oleh Kepler selama empat tahun .

Ilmuwan menggunakan teknik yang disebut ‘Asteroseismology’, di mana perubahan kecil dalam kecerahan bintang menunjukkan massa, usia dan diameter.

Tim peneliti mendeteksi lima planet dengan menggunakan ‘sistem fotometri’, mengamati Bintang redup, dimana Planet melintasi orbitnya.

Lima planet dalam orbit di sekitar area “Kepler – 444” , yang berada dalam ‘zona Goldilocks’ , wilayah ruang di sekitar bintang, namun syaangnya, tidak terlalu mendukung untuk ditempati di Planet tersebut, kemungkinan ada tanda-tanda kehidupan karena terdapat air di dalamnya.

Campante mengatakan, meskipun Kepler – 444 tidak dapat ditinggali, namun ada kemungkinan keberadaan sistem Tata Surya kuno lainnya di luar sana.

“Planet yang sama namun usianya lebih tua, memang bisa menopang kehidupan, yang memiliki peradaban berteknologi maju relatif bermilyaran tahun dari masa kita,” ungkap Campate.

Ilmuwan lainnya, yang tidak terlibat dalam penelitian itu memiliki keraguan terhadap penemuan Compante bersama timnya.

Sementara itu, William Borucki , ilmuwan ruang angkasa dari Ames Research Center NASA di Moffett Field , California, AS, menjelaskan, bahwa Planet-planet yang jauh lebih tua dari Bumi memiliki harapan yang lebih tinggi memiliki kehidupan dari Planet yang baru terbentuk, walaupun keberadaannya masih belum bisa dipastikan.

“Penemuan Kepler – 444 adalah sangat penting, tetapi ada atau tidak adanya kehidupan akan tetap menjadi misteri sampai teknologi manusia maju ke titik bahwa kita bisa mendapatkan jawaban yang pasti,” kata Borucki.

Selain itu, Dr. Seth Shostak , Astronom senior dan Direktur Center untuk SETI Research in Mountain View, California, berharap penemuan ini akan membantu kemungkinan adanya kehidupan asing (ET). Peneliti juga mencari tempat tinggal makhluk luar angkasa (Alien).

“Hasil dari penelitian ternyata Alam Semesta usianya lebih tua dari yang kita bayangkan. Dan Planet rata-rata berusia miliaran tahun lebih tua dari Planet kita sendiri,” kata  Dr. Seth Shostak.

Ia berhipotesa, dibutuhkan waktu 4 miliar tahun bagi makhluk hidup berevolusi di Bumi, menjadi kompleks. Dan, ini merupakan sinyal yang bisa memberikan informasi kepada ilmuwan, bahwa ada makhluk lain selain manusia di luar sana.

Sebuah makalah yang menjelaskan penemuan tersebut sudah dipublikasikan dalam Astrophysical Journal .

Artikel ini ditulis oleh: