Jakarta, Aktual.com – Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan bahwa dinamika yang ada di publik belum tentu sama dengan yang dipandang elit partai politik, terlebih dalam kasus pencalonan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI.
Demikian kata dia menanggapi keputusan PDIP sebagai partai ber-tagline “wong cilik” justru tidak merepresentasikan terhadap nasib masyakat kecil yang tertindas kebijakan penggusuran selama kepemimpinan Ahok, dan gaya komunikasi yang sangat buruk.
“Dinamika publik selalu punya pikirannya sendiri yang berbeda dengan elit. Ada yang menilai bahwa soal sikap, Ahok bisa dlihat sebagai bentuk ketegasan dan bisa tidak,” kara Qodari dalam acara diskusi, di Gedung Parlemen, Senayan, Kamis (22/9).
Menurut dia hal itu bisa dilihat ketika pelaksanaan pada pilkada DKI 2012 kemarin, di tengah banyaknya calon yang diusung nama Jokowi tidak pernah diperhitungkan oleh elit partai.
“Begitu juga pada tahun 2014 mayoritas elit tidak suka dengan sosok Jokowi, tapi di masyarakat justru mau melihat seorang Jokowi. Masyarakat melihat sosok pemimpin yang mau masuk ke gorong-gorong menjadi nilai positif,” papar dia.
“Tapi tidak dengan elit yang justru heran melihat sosok calon pemimpin seperti Jokowi ketika itu, semua artinya tergantung di masyarakat karena yang memilih bukan elit,” tandas dia.
Novrizal Sikumbang
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Arbie Marwan