Jakarta, Aktual.co — Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Migas Indonesia (KSPMI) Faisal Yusra mengingatkan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto tidak gegabah menerbitkan hutang baru. Pasalnya, hutang Pertamina saat ini sudah mencapai lebih dari Rp280 triliun.
KSPMI mengingatkan demikian sehubungan dengan rencana penerbitan obligasi rupiah di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam diskusi terbuka ‘Pertamina Dibawah Ancaman Privatisasi dan Utang Luar Negeri’ di Jakarta, Minggu (7/12).
“Seharusnya ini menjadi warning bagi direksi baru bahwa sebelum melangkah lebih jauh terhadap proses-proses pembentukan hutang baru yang semakin membuat Pertamina semakin tidak berdaulat karena banyak dipengaruhi asing,” ucap Faizal.
Dwi Soetjipto, kata dia, seharusnya menjelaskan dulu kemana alokasi hutang sebelumnya, karena kita tahu sebelumnya hutang itu dikatakan akan digunakan untuk membiayai akusisi dan merger di beberapa negara. Akan tetapi, hasilnya nihil.
“Seperti di Australia, itu fail. Di Vietnam, Libya, Venezuela itu gagal semua. Di Malaysia, bagaimana produksinya tidak memenuhi target. Artinya, jelaskan dulu itu semua sebelum mengambil langkah lebih lanjut proses pembentukan hutang baru,” ujarnya.
Ia menegaskan, jangan sampai jika nanti Pertamina menerbitkan Bond baru lalu untuk membayarnya justru Pertamina malah menggerus keuntungannya setiap tahun.
“Yang dikhawatirkan, jangan sampai untuk membayar kupon bond-nya hingga melunasi bond itu justru Pertamina malah menggerus keuntungannya sendiri. Seharusnya lebih dipikirkan lagi hal itu,” tukasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
















