Jpeg

Medan, Aktual.com – Penerima panghargaan Kalpataru dan UGM award 2013, Marandus Sirait, merasa perihatin kota Medan di Sumatera Utara, tidak memiliki hutan kota.

Hal itu diungkapkanya saat berdialog dengan Calon Wali Kota Medan, Ramadhan Pohan di Posko Pemenangan Ramadhan dan Eddie (REDI) Jalan Gajah Mada nomor 35 Medan, Senin (16/11).

Menurut Marandus, masalah lingkungan hidup di kota adalah hal yang bisa diselesaikan tanpa memerlukan pendidikan yang tinggi. Apalagi, tambahnya hutan bisa menjaga nilai estetika suatu kota. Selain itu juga bisa mendukung keanekaragaman hayati Indonesia.

“Tidak ada hutan kota di Medan. Taman Beringin yang berada di Jalan Sudirman itu bukan hutan kota. Miris meilhat Medan yang luas ini tidak memiliki hutan kota,” ujar Marandus didampingi pegiat lingkungan Murni Hubar Tobing.

Marandus mengatakan, hutan kota dapat dimaksimalkan dengan menambah tanaman di atap perumahan maupun di atap gedung. Dia juga menyayangkan jumlah bangunan di Medan tidak sebanding dengan ruang terbuka hijau yang tersedia.

“Saya akan fight (berjuang) untuk membuka hutan kota di Medan. Ini demi kebaikan Medan. Manfaatkan kami pak untuk membenahi Medan. Semoga di tangan bapak Ramadhan, Kota Medan lebih baik. Saya yakin Medan bisa lebih baik dari kota-kota di Malaysia dan Singapura,” ungkap Marandus kepada Ramadhan Pohan.

Marandus menambakan, bersama pegiat lingkungan lainnya, mereka akan mendirikan bank pohon sebagai upaya untuk menghijaukan Kota Medan.

“Untuk sekolah-sekolah akan dibagikan tanaman bunga lavender yang memiliki manfaat ganda, yakni sebagai pengharum juga pengusir nyamuk. Kita akan sesuaikan tanaman dengan tempatnya,” pungkas Marandus.

Di tempat yang sama, pegiat lingkungan, Murni menceritakan pengalaman peribadinya saat membawa 30 turis asal Eropa untuk berjalan-jalan di Medan.

Pada saat mengunjungi Medan, para tamu tersebut meminta Murni untuk membawa mereka melihat hutan kota di Medan. Permintaan 30 tamunya tersebut membuat Murni bingung, lantaran di Medan tidak memiliki hutan kota.

“Saya bawa 30 orang turis Eropa. Mereka ingin lihat hutan kota, tapi Saya tidak tahu mau membawa mereka ke mana. Tidak ada hutan kota di Medan. Mereka juga tidak puas dengan kebersihan Kota Medan dan Danau Toba,” ungkap Murni.

Kondisi kebersihan kota Medan hingga saat ini belum maksimal, dikarenakan kesadaran masyarakat. Selain itu juga tidak adanya peraturan yang tegas dari pemerintah membuat warga Medan kurang peduli dengan kebersihan lingkungan.

“Semua tergantung Wali Kotanya. Buat peraturan dan sanksi bagi orang yang membuang sampah sembarangan. Tentunya pemerintah juga harus menyiapkan tong sampah di tempat-tempat umum. Kami harap bang Ramadhan menjadi Wali Kota yang peduli dengan lingkungan,” ujar ungkap Murni.

Mendengar curahan hati para pegiat lingkungan itu, Ramadhan Pohan didampingi Wakil Ketua Pemenangan REDI, Jhon Sari Haloho sangat menyambut baik kedatangan para pegiat lingkungan ini.

“Saya sangat terharu dan tertarik dengan program kerja pegiat lingkungan ini. Saya juga punya keinginan untuk menjadi anggota dalam gerakan penghijauan Kota Medan,” kata Ramadhan Pohan.

Diakui Ramadhan, kerusakan lingkungan di Kota Medan terlalu parah. Ruang Terbuka Hijau (RTH) tidak sampai 10 persen, padahal ketentuannya harus ada 30 persen.

“Tapi saya masih memiliki rasa optimis. Seperti di Sungai Deli masih ditemukan ikan Silid dan udang gala, jadi masih ada harapan untuk memperbaiki lingkungan khususnya di sungai-sungai yang membelah Kota Medan, seperti Sungai Deli dan Sungai Babura,” kata Ramadhan.

Dia mengatakan lebih lanjut khusus di daerah Polonia yang ditaksir luasnya sekira 100 hektare akan lebih baik dijadikan hutan kota.

“Polonia sangat tepat dijadikan paru-paru Kota Medan. Saya siap jadi ujung tombak untuk melobi elemen-elemen masyarakat baik pemerintah pusat, investor maupun pemangku jabatan lainnya agar Polonia jadi hutan kota. Hutan kota juga bisa menjadi tempat wisata yang diidam-idamkan banyak warga Medan,” katanya.

Menurut Ramadhan, kondisi lingkungan di Kota Medan sangat krusial. Untuk menyelamatkannya perlu digali nilai-nilai kearifan lokal.

“Insya Allah jika terpilih menjadi Wali Kota Medan, program lingkungan hidup akan kita kedepankan,” pungkas Ramadhan.

Artikel ini ditulis oleh: