Jakarta, Aktual.com – Tommy Singh selaku kuasa hukum Ketua DPD Irman Gusman menilai, komunikasi yang terjalin antara kliennya dengan Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti suatu hal yang wajar.
Dia mengesampikan fakta bahwasanya Bulog memiliki beberapa perwakilan di daerah. “Boleh dong, pak Irman telepon Dirut Bulog. Kalau gula yang kurang, dia telepon Djarot (Dirut Bilog),” kata Tommy di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (30/9).
Irman memang berkomunikasi dengan Djarot mengenai lonjakan harga gula di Sumatera Barat. Mahalnya harga gula di Sumbar lantaran kecilnya kuota gula impor yang ditetapkan Bulog.
Menurut Tommy, wajar saja jika Irman mengeluh soal minimnya kuota gula impor di Sumbar. Pasalnya, kliennya itu berangkat menjadi anggota DPD dari daerah pemilihan Sumbar. “Gak ada itu perdagangan pengaruh. Itu tugas dia sebagai anggota DPD.”
Sementara itu, menurut pimpinan KPK Laode Muhamad Syarif, komunikasi antara Irman dan Djarot memang menjadi pintu masuk bagi penyidik mengkonstruksikan kasus dugaan suap rekomendasi impor gula di Sumbar.
Kata Syarif, permintaan Irman kepada Djarot menjadi awal mula terjadinya dugaan transaksi suap. “Intinya pembicaraan itu merupakan pengantar KPK. Salah satu poin yang akan didalami adalah rekomendasi,” ujar dia di gedung DPR, Rabu (21/9).
Seperti diketahui, Irman telah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik KPK, dalam kasus dugaan suap penambahan kuota pendistribusian gula impor untuk wilayah Sumbar.
Calon Presiden hasil konvensi Partai Demokrat itu diduga menerima suap Rp100 juta dari Dirut CV Semesta Berjaya, Xaveriandy Sutanto, yang diserahkan langsung pada Jumat (16/9) malam.
CV Semesta Berjaya merupakan salah satu perusahaan yang mendistribusikan gula impor milik Bulog. Perusahaan ini telah menjadi mitra Bulog untuk pendistribusian gula impor ke daerah Sumbar dalam tiga bulan terakhir.
Laporan: M Zhacky Kusumo
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu