Paris, Aktual.com – Pengadilan Prancis pada Jumat menangguhkan sebuah larangan atas kaum wanita mengenakan pakaian renang yang menutupi seluruh tubuh (burkini) di satu pantai kota Mediterania.
Tetapi Perdana Menteri Manuel Valls, seorang sosialis, menyatakan perdebatan itu belum berakhir, dengan menyerukan pakaian itu adalah simbol dari “Islamisme yang mundur dan mematikan”, seperti dilansir dari Reuters.com sabtu (27/8).
Keputusan Dewan Negara menentang larangan kawasan resor Villeneuve-Loubet memberlakukan burkini diperkirakan akan menjadi preseden bagi sejumlah kota Prancis yang juga telah memberlakukan larangan-larangan tersebut.
Dikatakan bahwa larangan Villeneuve-Loubet telah “secara serius menyalahi, dalam satu hal jelas ilegal, kebebasan fundamental seperti kebebasan datang dan pergi, kebebasan beragama dan kebebasan individual”.
Pemakaian burkini tidak mengancam tata laku di publik, kata dewan itu, yang merupakan pengadilan administratif tertinggi Prancis.
Larangan tersebut telah diberlakukan dengan alasan-alasan bahwa pemakaian burkini bertentanagan dengan hukum Prancis mengenai sekularisme.
Perlarangan berlaku setelah serangkaian serangan mematikan oleh orang-orang militan di Paris, Nice dan tempat lain dalam 20 bulan terakhir yang mengagetkan dunia tetapi menimbulkan pertanyaan mengenai tempat penduduk Muslim dan Arab dalam masyarakat d Prancis.
Banyak pihak beraliran konservatif dan sayap kanan di Prancis mendukung larangan burkini, dengan beberapa menyerukan larangan diberlakukan secara nasional, sedangkan para pendukung kebebasan sipil, feminis dan orang-orang Islam menentangnya. Perdebatan itu disulut oleh gambar polisi berusaha memberlakukan laerangan tersebut atas seorang wanita di satu pantai di Nice.
Sebagai reaksi atas keputusan pengadilan tersebut, PM Manuel Valls mengatakan bahwa Prancis perlu Islam sekuler, modern dan mengenakan burkini bertabrakan dengan ide itu.
“Keputusan Dewan Negara tidak menutup perdebatan mengenai burkini,” kata Valls di Facebook. “Mencela burkini bukan menyerukan kebebasan individu, itu mencela Islamisme yang mundur dan mematikan.”
Artikel ini ditulis oleh: