(ist)

Jakarta, Aktual.com – Tren harga minyak dunia yang terus melonjak diperkirakan akan mempengaruhi pemerintah untuk mengajukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 lebih cepat.

Hal itu membuat pemerintah merevisi asumsi Indonesia Crude Price (ICP). Pada APBN 2017, asumsi ICP sekitar US$ 45 per barel. Sementara saat ini, harga minyak dunia terus bergerak di atas US$ 50 per barel.

“Saat ini kita masih mengamai kondisi global. Melihat dinamikanya dari global, kemungkinan Fed rate berapa kali naiknya. Bagaimana pergerakan minyak dunia. Kemungkinan ada perubahan di APBN 2017,” ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suahasil Nazara, di Jakarta, ditulis Kamis (26/1).

Untuk itu, kata dia, bisa saja pembahasan APBNP 2017 itu dipercepat, meski dia sendiri enggan untuk membahas pengajuan APBNP karena dianggap terlalu dini.

“Janganlah (membahas) APBNP dulu, ini masih bulan Januari. Kita jalankan dulu tapi tentu dengan melihat seluruh ekspektasi menjalankannya, seperti harga minyak dunia itu,” jelas dia.

Menurut dia, jika asumsi ICP dalam APBN itu direvisi maka dampaknya cukup besar terhadap penerimaan dalam APBN kemudian.

“Kalau ICP naik, setiap peningkatan US$ 1 itu ada tambahan penerimaan Rp700 miliar. Dan ICP-nya sendiri kalau kita lihat sekarang ada kemungkinan meningkat. Rata-ratanya antara US$ 45-US$ 50 per barel di tahun ini,” jelas dia.

Kemenkeu, kata dia, selama ini terus memantau asumsi makro ataupun target-target yang telah ditetapkan dalam APBN 2017. Seperti penerimaan pajak, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), laju inflasi, ICP, dan tingkat bunga SPN 3 bulan.

“Saat ini, kami masih memperhatikan secara serius. Bagaimana kondisi global. Karena tak terkait ICP, juga terkait SPN 3 bulan akan berapa (perubahannya). Kira-kira kapan dan akan berapa dan seterusnya. Itu kita lakukan tiap bulan,” pungkas Suahasil.
Laporan: Busthomi

Artikel ini ditulis oleh: