Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) berharap pembiayaan ke sektor mikro, yang nominalnya hanya jutaan rupiah agar bisa terus diprioritaskan.

Apalagi sektor-sektor mikro bersama sektor kecil dan menengah lainnya atau UMKM sudah terbukti saat krisis dahsyat di 1998 bisa selamat. Makanya pihak perbankan harus terus menggenjot akses pembiayaan kepada mereka.

“Kita ingat, Kalau sebelumnya tahun 1998, perbankan itu fokus pengucuran kreditnya hanya kepada korporasi besar atau kredit-kredit yang nilainya puluhan milyar,” ungkap Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, saat acara di Museum BI, Jakarta, Senin (10/10).

Perilaku perbankan yang suka menyalurkan kredit ke korporasi besar tak hanya dilakukan oleh bank swasta, tapi juga oleh bank BUMN pada waktu itu.

“Bank swasta begitu, bank BUMN juga begitu. Namun ketika krisis, langsung jadi masalah,” tegasnya.

Akan tetapi, kata dia, setelah krisis 1998 kredit ke sektor mikro mulai menjadi perhatian. Apalagi untuk kredit valuta asing (valas) terjadi krdit macet.

Dari situ, perbankan mulai belajar, kalau hanya memberikan kredit besar terutama valas pada waktu kredit macet itu macetnya besar sekali.

“Makanya, setelah 1998 perbankan mulai masuk ke kredit UKM dan beberapa bank masuk ke kredit mikro,” jelas Mirza.

Makanya menurut dia, jika dilihat akses keuangan ke sektor usaha mikro, sebenarnya jika dibandingkan dengan periode 1998 dan periode setelah 1998 perkembangannya sangat signifikan.

Mirza menegaskan, untuk sektor mikro ini, jika kreditnya sampai Rp10 juta itu diperlukan pendampingan. Pasalnya, pinjaman untuk mikro tanpa colateral (jaminan).

“Karena pengusaha-pengusaha (mikro) itu mereka kan sebelumnya sama sekali tidak tahu, apa itu masalah keuangan, apalagi kalau itu pengusahanya perempuan,” jelas dia.

Tipikal pengusaha mikro ini, kata Mirza, berpotensi lbih banyak lagi. Karena srlain membuat keuangan keluarganya yang mungkin sudah ada yang bekerja, jika ditopang dengan jiwa wira usaha dari pererempuan itu, tentu akan lebih baik lagi.

“Jadi wanita ini selain mengurus rumah tangga juga bisa mengurus keuangan keluarga. Jadi bisa membantu keuangan keluarga. Dan pada akhirnya membantu perekonomian nasional,” pungkas Mirza.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan