Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut ajang World Islamic Economic Forum (WIEF) harus menjadi kesempatan bagi para pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia untuk bisa meniru apa yang terjadi di UKM-UKM di negara muslim lainnya.

“‎WIEF tahun ini mengarisbawahi UKM dan menekankan pentingnya kerjasama antar pemerintah dan sektor usaha, dan saya ingin mengambil kesempatan ini untuk kemajuan UKM,” tandas Ani panggilan akrabnya, di sela acara 12 th WIEF, di JCC, Jakarta, Selasa (2/8).

Menurutnya pemerintah berharap dapat terus menggenjot sektor ini agar terus dapat bertumbuh dalam menciptakan tenaga kerja.

‎”Karena UKM ini merupakan pemain penting dalam menciptakan lapangan kerja dan UKM menjadi semakin signifikan karena bisa sebagai penahan jika terjadi goncangan ekonomi,” tutur Ani.

Menurut Ani, prinsip kebijakan strategis dengan mengadakan diskusi antara pengusaha UKM perlu dilakukan agar terjadi pertukaran pengalaman dalam membangun usaha, yang akhirnya dapat berkontribusi besar terhadap ekonomi negara Indonesia.

“Inovasi juga diperlukan, karena inovasi teknologi dapat menciptakan nilai dan mengurangi biaya,” tutur dia.

Lebih lanjut Ani menegaskan, penduduk muslim di Indonesia merupakan terbesar di dunia dan 50 persennya merupakan usia produktif yaitu di bawah 30 tahun.‎

“Selain itu, masyarakat kelas menengah juga terus mengalami peningkatan yang signifikan, sehingga dapat menjadi modal pertumbuhan berkelanjutan. Makanya kita dorong peran UKM bisa mengembangkan ekonomi kita, termasuk ekonomi syariah,” papar dia.

‎Acara WIEF dihadiri delapan Kepala Negara beserta Menteri dari 18 Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), di mana forum ini mempertemukan para pemimpin pemerintahan, pemimpin industri, akademisi, pakar daerah, profesional dan manajer perusahaan untuk membahas peluang untuk kemitraan bisnis di dunia muslim.

Acara ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pemimpin negara lainnya yang hadir adalah, PM Malaysia Dato Sri Najib Tun Abdul Razak, Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon, Presiden Guinea, Alpha Conde, PM Sri Lanka Ranil Shriyan Wickremesinghe, dan pejabat lainnya. (Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka