Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta Sumarno - Penetapkan tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur peserta Pilkada DKI Jakarta 2017. (ilustrasi/aktual.com - foto/antara)
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta Sumarno - Penetapkan tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur peserta Pilkada DKI Jakarta 2017. (ilustrasi/aktual.com - foto/antara)

Jakarta, Aktual.com – Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno mengatakan bahwa pengamanan aparat kepolisian terhadap pasangan calon untuk tidak dilakukan secara berlebihan. Hal itu terkait adanya penolakan masyarakat terhadap salah satu pasangan dalam melakukan kampanye di Pilkada DKI belakangan ini.

“Pengamanan terhadap Paslon kita serahkan sepenuhnya kepada Polda Metro Jaya, dan mungkin kita hanya mengingatkan agar dalam pengamanan tidak juga berlebihan sehingga seolah-olah adanya kondisi genting dengan adanya sekian banyak aparat keamanan,” kata Sumarno dalam acara diskusi bertajuk ‘Hitam Putih pilkada DKI,’ di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/11).

Ia mengatakan bahwa pihaknya sudah mengkomunikasikan sejumlah titik rawan terhadap salah satu pasangan calon dalam pelaksanaan kampanye.

“Kita sudah melakukan komunikasi, dan sudah dipetakan beberapa titik rawan penolakan dan kita antisipasi, kita pastikan untuk kegiatan kampanye berjalan aman,” ujar dia.

Terkait standar pengamanan yang harus dilakukan terhadap pasangan calon, Sumarno mengaku belum ada aturan standar atau rumusan seperti. Pasalnya KPU hanya melakukan tahapan saja.

“Kita memang tidak ada (standar pengamanan bagi calon), karena kita tidak pernah mengkaji dan mengalaminya baru ini, dan kita serahkan bagaimana ketentuan Polada Metro Jaya saja dalam mengantisipasi,” tandas dia.

Sebelumnya diberitakan, pasangan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat acap kali mendapat penolakan warga saat melakukan kampanye.

Terakhir penolakan terjadi saat ahok berkampanye di Kedoya Utara, Jakarta Barat, Kamis lalu. Penolakan tersebut bukan untuk pertama kalinya. Pada pekan pertama kampanye, penolakan warga bahkan menyebabkan Ahok dievakuasi menggunakan Angkot di wilayah Rawa Belong, Jakarta Barat.

(Laporan: Novrizal)

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Eka