Jakarta, Aktual.co — Pelantikan pegawai DKI Jakarta pada tanggal 2 januari 2015 sebanyak 4.676 orang dianggap tidak fair dan ada dugaan suap menyuap. Demikian disampaikan pengamat anggaran, Uchok Sky Khadafi.
Padahal, kata Uchok, pegawai PNS yang dilantik tersebut adalah hasil lelang jabatan yang alokasi anggarannya diperkirakan sebesar Rp18 miliar dan hanya menghabiskan sebesar Rp7 miliar saja.
“Ada kesan disembunyikan oleh pengambil kebijakan di pemerintahan Jakarta. Sehingga ada permainan like and dislike dalam pengisian Jabatan di Jakarta,” katanya, Rabu (21/1)
Dia menjelaskan dugaan adanya suap menyuap ini mulai terkuak ketika hasil ujian dan nilai pegawai yang mengikuti test lelang jabatan. Namun hingga saat ini belum dipublikasikan oleh Pemprov DKI.
Untuk itu, mantan Koordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) ini meminta kepada Gubernur Jakarta untuk membatalkan lelang jabatan atas pelantikan tanggal 2 januari 2015.
Karena, menurutnya lelang jabatan tersebut dilakukan dengan asal- asalan dan tidak profesional sehingga ada bau tak sedap yaitu suap menyuap dalam menentukan orang di pemerintahan.
“Seharusnya Guburnur Ahok memilih orang-orang yang bersih untuk mengisi jabatan PNS di Jakarta. Sehingga tidak ada kesan bahwa ahok mengobok-obok sistem karir dengan konsep lelang jabatan. Yang harus dilakukan oleh ahok dengan lelang jabatan agar bisa memperbaiki sistem struktural dan mencari sumber daya manusia yang berih, jujur dan bebas dari korupsi agar menjadi PNS yang mengabdi dan melayani rakyat,” ungkapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid

















