Selain koalisi ketiga partai di atas, Taufiq juga memandang masih ada pihak lain yang diuntungkan dengan terpisahnya Deddy Mizwar dengan PKS dalam Pilgub Jawa Barat, yaitu pemerintah.

Ia menjelaskan, pasca aksi 212 yang digelar 2 Desember 2016 silam, masyarakat dapat melihat dengan mata telanjang bahwa pemerintah sangat berupaya meredam kekuatan umat Islam.

“Skema politik istana nampaknya sukses untuk Pilkada Jawa Barat. Yaitu memecah kekuatan ummat atau koalisi 212,” jelas Taufiq.

Deddy Mizwar sendiri dianggap sebagai representasi umat Islam yang secara tegas mendukung pelaksanaan aksi yang dihadiri oleh jutaan orang tersebut.

Terlebih Deddy Mizwar juga telah menyatakan ketegasannya dalam menolak proyek Meikarya yang digarap oleh salah satu mitra Istana, yaitu Lippo Group.

“Demiz yang dikesankan sebagai perwakilan ummat yang mendukung aksi 212 dan menolak proyek Meikarta berhasil dipisahkan dari partai pengusungnya yang seharusnya, yakni Gerindra dan PKS,” bebernya.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid