Permainan lain dari pihak istana adalah dilemparnya isu intoleran melalui berbagai media massa. Beberapa media mainstream, disebut Taufiq telah berkali-kali mengarahkan agar permasalahan yang terjadi dalam Pilkada DKI tidak terulang dalam Pilkada Jawa Barat.
Namun sejatinya, jelas Taufiq, isu tersebut merupakan bahasa halus dari upaya untuk menghindarkan terjadinya benturan antara pilihan umat dengan pilihan penguasa.
“Dan nampaknya Prabowo juga memahami skema ini,” sebut mantan Ketua Umum KAMMI ini.
Lebih lanjut, Taufiq menambahkan jika skenario pecah belah kekuatan akan semakin lengkap jika terdapat dua sosok yang menjadi representasi umat, tetapi justru saling terpisahkan satu sama lain. Dengan demikian, akan tercipta kanal-kanal kecil yang nantinya akan memecah suara umat Islam kepada pasangan yang lainnya.
Taufiq menilai, sosok Deddy Mizwar dan Muhammad Syaikhu merupakan dua sosok potensial yang dapat mendulang banyak suara dari umat Islam. Keduanya disebutnya sebagai sosok yang dekat dan mewakili kepentingan umat.
“Masing-masing mempunyai kapasitas membangun Jawa Barat. Ironisnya, mereka dipecah dan diadu dalam gelanggang,” tutupnya.
Laporan: Teuku Wildan A.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid