Jakarta, Aktual.com – Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing, tak meyakini pernyataan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), bila Sunny Tanuwidjaja tidak lebih dari sekadar magang di Balai Kota DKI, karena sedang mengambil kuliah S3.

Dia berkeyakinan demikian, lantaran Sunny telah bersama Ahok semenjak 2009 silam. “Masa seorang kandidat doktor terus magang gitu, kan?” ujarnya kepada Aktual.com, Selasa (12/4).

Justru, dengan memakai pendekatan teori penetrasi sosial, bisa dikatakan Sunny hubungannya dengan Ahok sudah cukup dekat. Sehingga, tak bisa ditafsirkan hanya bermagang di kantor Pemprov DKI.

“Orang magang itu paling lama setahun lah,” jelasnya. Sedangkan program magang di Balaikota yang dirintis Ahok umumnya berdurasi selama 10 pekan atau hampir tiga bulan.

Hal tersebut, imbuh Emrus, juga tercermin dari pengakuan Sunny, dimana dia sering diajak Ahok bertemu sejumlah bos. Bahkan, menjadi perantara untuk menyampaikan dari para pengusaha.

“Berarti, (Sunny) adalah orang spesial di mata Ahok. Spesial bisa diartikan sebagai orang kepercayaan, karena tidak mungkin orang spesial itu bukan orang kepecayaan,” bebernya.

“Biasanya, orang kepercayaan itu saling menjaga, saling melindungi. Itu prinsip, kalau orang itu sangat dekat sekali,” lanjut akademisi Universitas Pelita Harapan (UPH) ini.

Kedekatannya dengan Ahok, menurut Emrus, turut tercermin dari status cegah tangkal (cekal) oleh KPK kepada Sunny terkait kasus dugaan suap pengesahan dua raperda terkait reklamasi inisiatif Pemprov DKI.

Sebab, status cekal diberikan, lantaran seseorang dianggap memiliki data spesifik tentang kasus yang tengah ditanganinya.

“Kalau (Sunny) dikatakan orang sekadar magang, saya kira jangan bodohi publik lah. Jadi, kedekatan magang itu tidak mungkin bisa sampai mengatur pertemuan,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: