Komaidi mengingatkan industri migas masih berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional terkait dengan penciptaan nilai tambah ekonomi terhadap 75 sektor pendukung dan 45 sektor pengguna migas.
Belum lagi jika dikaitkan dengan kebutuhan devisa pemerintah untuk mengimpor migas yang mencapai 50 miliar dolar AS per tahun atau sama dengan 35-40 persen dari total cadangan devisa. Angka tersebut belum termasuk untuk impor elpiji, pelumas dan produk turunan lain.
“Itu artinya sektor migas memainkan peran kunci baik untuk fiskal maupun devisa. Makanya pengambil kebijakan tidak boleh menilai sektor ini kecil walaupun penerimaan migas dalam APBN saat ini hanya sekitar 7-10 persen saja,” katanya.
Karena itu pembenahan kebijakan di sektor industri migas, terutama hulu migas mutlak diperlukan. Menurut Komaidi, pemerintah wajib melanjutkan kebijakan deregulasi yang mampu membenahi mata rantai birokrasi, mulai dari proses eksplorasi, produksi hingga distribusi.
Pemerintah juga diminta memanfaatkan kenaikan harga minyak mentah saat ini untuk menarik investor hulu migas melalui insentif perpajakan (tax holiday).
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid