Jakarta, Aktual.com – Pengamat politik UNJ Ubedilah Badrun menilai debat calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta di Hotel Bidakara Jumat 13 Januari, berlangsung menarik.
Dalam debat yang dipandu Ira Koesno tersebut masing-masing kandidat tampak menunjukkan nalar dan gagasannya untuk membangun ibukota lima tahun kedepan.

Namun ada dua hal yang disoroti Ubedilah pada debat putaran pertama yang di selenggarakan KPU DKI yang dinilai belum menyentuh persoalan serius di Jakarta.

“Pertama, belum munculnya solusi dari para kandidat bagaimana mengatasi ketimpangan ekonomi di Jakarta yang sudah membahayakan sebagaimana data Badan Pusat Statistik (BPS),” ujar Ubedilah di Jakarta, Sabtu (14/1).

“Data BPS menyebutkan bahwa rasio gini Jakarta pada 2016 sudah mencapai 0,46. Angka rasio gini yang sudah berbahaya,” sambung dia.

Kemudian yang kedua, pria yang akan disapa Ubed ini menyoroti gaduhnya pendukung masing-masing kandidat di arena debat.

“Cukup terganggunya debat karena para pendukung nampak kurang terkendali. Berkali-kali Ira Koesno mengingatkan para pendukung agar tertib,” ungkap dia.

Kendati begitu Direktur Eksekutif Puspol Indonesia ini menilai secara umum para kandidat nampak memiliki kesiapan dan kematangan dalam debat.

“Meski semua kandidat sering tidak menjawab pertanyaan Ira Koesno dengan baik terutama pertanyaan tentang indikator keberhasilan yang terukur dari program para kandidat,” kata Ubed.

Sementara, dia menambahkan masing-masing kandidat memiliki daya serang dan daya bertahan yang sama karena tidak terpancing emosional meski diserang kandidat lain.

“Misalnya saat cagub pasangan nomor 2 menyerang pasangan nomor 3 atau sebaliknya atau saat cagub pasangan nomor 3 menyerang pasangan nomor 1 atau sebaliknya atau saat pasangan no 2 menyerang pasangan no 1 atau sebaliknya,” demikian Ubed.[Fadlan Syam Butho]

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid