Sementara itu menurut ketua Lakpesdam PBNU, Rumadi Ahmad bahwa politisasi agama sering dipakai untuk dapat kekuasaan politik. Jika agama dijadikan sebagai alat untuk mendapat kekuasaan polkitik. Ini akan beramplikasi pada agamanisasi politik.
“Politik seperti surga dan neraka, pahala dan dosa, jalan terang dan gelap. Politisasi agama dan agamanisasi politik dua hal yang sama buruknya,” katanya.
“Politisasi agama sudah bisa kita lihat, bahkan sekarang sudah cenderung agamanisasi politik. Kalau orang terjatuh pada agamanisasi politik, maka pilihan orang pada capres A atau B bukan lagi urusan politik duniawi, tapi sudah jadi urusan surga dan neraka, jalan sesat atau terang.” sambungnya.
Sementara, Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan politisasi agama begitu marak karena pemahaman masyarakat tentang agama hanya sedikit.
“Wajar kalau pola pikir kita yang keliru digunakan pihak tertentu untuk melegitimasi politik. Ketika agama dijadikan symbol, itu akan berbahaya,” terang dia.
Artikel ini ditulis oleh: