Jakarta, Aktual.co —Pengamat ekonomi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Mangasa Sipahutar mengatakan sosok Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak pengganti Fuad Rahmany harus memahami permasalahan rendahnya penerimaan pajak.
Sehingga target penerimaan pajak harus dibuat serealistis mungkin. “Tahun ini (2014) saja target tidak tercapai. Jangan sampai seperti itu lagi,” ujarnya, di Jakarta, Minggu (23/11). 
Lagipula penerimaan pajak yang tinggi, menurutnya, belum tentu mencerminkan penerimaan negara juga tinggi.
“Atau sebaliknya penerimaan pajak rendah juga bukan berarti penerimaan negara rendah. Ini perlu dipahami.” Selain itu sosok Dirjen Pajak juga harus bisa membaca dan memahami situasi ekonomi yang ada. Sehingga riwayat pendidikan si calon dirjen menjadi salah satu faktor terpenting.
“Karena dia harus bisa membaca dan memahami situasi ekonomi yang ada. Pasang target tinggi-tinggi tapi jauh dari realisasi ya sama saja. Makanya riwayat pendidikan ini jadi penting,” pungkasnya.
Seperti diketahui, pemerintah tahun 2014 menargetkan penerimaan pajak dalam APBN senilai Rp1.072 triliun. Namun seiring akan berakhirnya tahun 2014, target penerimaan tersebut dipastikan tidak tercapai.
Melesetnya target penerimaan pajak 2014 diakui Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Dia pesimistis penerimaan pajak pemerintah tahun ini sesuai target. 
Karena penerimaan Ditjen Pajak sampai minggu lalu baru mencapai 75 persen dari target APBN-P 2014. Di mana penerimaan pajak September 2014 hanya Rp683 triliun,
“Mengingat fiskal 1,5 bulan lagi, target pajak rasanya tidak tercapai,” ujar Bambang, 20 November lalu.
Sedangkan Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan kalau calon Dirjen Pajak yang baru harus memenuhi syarat utama, yakni berpengalaman kerja di bidang perpajakan selama 15 tahun.
Dari sisi pendidikan, kata dia, si calon juga juga harus berpendidikan minimal pascasarjana Strata dua (S2). Memiliki pemahaman teknis perpajakan dan operasional kantor pajak, serta pemahaman tentang perekonomian dan bisnis.
“Jadi kalau bisa S3 itu Alhamdulillah. Kalau S1 yang dimungkinkan ya siapa tahu S1 tapi dia punya kemampuan yang luar biasa bisa kemungkinan,” ujarnya, (12/11) lalu.

Artikel ini ditulis oleh: