Jakarta, Aktual.com – Pengamat politik Universitas Andalas (Unand) Padang, Edi Indrizal menilai faktor budaya menjadi salah satu penyebab sulitnya partai politik merekrut caleg perempuan untuk memenuhi kuota 30 persen pengajuan ke KPU.

“Budaya yang berkembang di masyarakat masih dominan patriarki sehingga dipandang ranah legislatif adalah domain laki-laki, dan di sisi lain perempuan juga belum menyadari mereka punya hak yang sama dalam politik,” katanya, Selasa (10/7).

Menurutnya pada kebudayaan Melayu secara umum pandangan yang berkembang adalah caleg identik dengan dunia laki-laki sehingga partai akhirnya sulit merekrut caleg perempuan.

“Meski sudah ada keharusan dalam aturan minimal 30 persen caleg perempuan, partai tetap saja masih kesulitan dan kondisi ini diperparah oleh lemahnya kaderisasi termasuk berbasis gender,” ucapnya.

Ia melihat fenomena ini berada di luar kuasa partai dan solusi jangka panjang adalah melakukan reformasi kultural untuk menanamkan kesadaran di masyarakat bahwa laki-laki dan perempuan punya hak yang sama di dunia politik.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid