Jakarta, Aktual.com — Wacana perombakan kabinet alias reshuffle jilid II disebut-sebut dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) paling cepat Oktober tahun ini, dan paling lambat akhir tahun 2015.
Hal itu diamini Pengamat politik Universitas Al Azhar Rahmat Bagja. Namun, dirinya menilai perombakan tersebut bisa menjadi masalah karena terkesan ‘coba-coba’.
“Malah akan jadi masalah besar. Berarti kebijakannya ‘try and error’. Coba dulu, terus masalah. Ini jadi masalah sendiri. Kalau pembangunan jangka pendek hanya butuh waktu lima tahun, bayangkan kalau negara kebijakannya satu tahun ganti, satu tahun ganti,” ujar Rahmat di Jakarta, Kamis (20/8).
Meski demikian, menurutnya reshuffle akan dilakukan tahun depan. Termasuk merombak tim ekonomi secara besar-besaran.
“Tapi feeling saya akan dilakukan tahun depan. Tim ekonomi juga pasti kena. Kalau dollar nembus 14.500 aja, pasti ganti ini,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: