Menurut dia, jika rujukannya adalah hasil survey maka siapapun pasangan yang diusung tidak memiliki dasar sama sekali.
“Kalau kemudian Nasdem menyodorkan Victor Laiskodat dan Golkar mengusung mantan anggota DPR Yosep Naisoi tidak memberi jaminan bahwa pasangan ini lebih baik dari pasangan sebelumnya.
Pernyataan ini bukan berarti meremehkan pasangan ini namun dilihat dari komitmen politik justru Golkar-Nasdem menampakan perilaku politik yang inkonsistensi.
“Jika pasangan ini dipaksakan menurut hemat saya belum ada instrumen yang menjelaskan peluang paslon ini akan menang,” katanya.
“Pernyataan saya ini tidak mempersoalkan paslon yang diusung namun hanya mengkritisi sistem dan mekanisme rekruitmen yang dilakukan oleh kedua partai yang menurut saya berstandar ganda,” katanya.
Jika paslon ini tidak memenuhi harapan publik melalui hasil survey yang rendah misalnya, apakah Golkar-Nasdem akan menggantikan paslon ini dengan yang lain, katanya dalam nada tanya.[ant]
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid