Jakarta, Aktual.com — Pengamat Haji dari UIN Sunan Ampel Surabaya, Dr KH Imam Ghazali Said MA meminta Menteri Agama mengantisipasi terulangnya ‘Tragedi Mina’ dengan menempatkan petugas khusus pada sejumlah titik.
“Baik sejumlah titik di maktab untuk memantau jemaah dari Mudzalifah ke maktab, maupun sejumlah titik pada rute menuju Terowongan Mina untuk memantau jemaah yang hendak melontar Jumrah,” katanya di Surabaya, Jatim, Jumat (23/10).
Peneliti ‘Syirah Nabawiyah’ dan penulis disertasi tentang ‘Haji Cara Rasulullah’ itu mengemukakan hal tersebut terkait evaluasi penyelenggaraan Haji tahun 2015 dan antisipasi kasus ‘Mina 2015’ yang menewaskan 2.177 Haji.
Menurut dia, pemerintah Arab Saudi sebenarnya telah mengantisipasi dengan membangun Terowongan Mina hingga empat lantai yang dibedakan antara jemaah Haji Asia, Eropa, Afrika, Amerika, dan Australia.
“Tapi, antisipasi itu sering tidak dipatuhi, karena jamaah tidak disiplin, sehingga terjadi insiden, karena itu solusi yang pas adalah pemerintah Indonesia perlu menyiapkan petugas haji di setiap maktab pada saat puncak Haji,” urainya menambahkan.
Menurut Dosen Fakultas Adab UIN Sunan Ampel Surabaya itu, hal itu memang tidak mudah, karena petugas Haji yang menjaga maktab itu tidak akan berhaji.
“Tapi kalau kita tidak ingin jemaah kita menjadi korban Mina, maka hal itu perlu. Selama ini, pemerintah Arab Saudi sudah menugaskan orang untuk menjaga setiap maktab, tapi hal itu tidak efektif karena macam-macam negara,” tukasnya.
Oleh karena itu, ia menyarankan pemerintah menyiapkan petugas sendiri, meski risikonya memang ada petugas yang tidak akan bisa berhaji, namun hal itu demi menjaga keselamatan jemaah Haji Indonesia.
Pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur, Wonocolo, Surabaya itu menyatakan ada juga yang lebih penting bagi jemaah Haji Indonesia yakni mereka perlu diberi pengertian bahwa waktu “afdhal” (utama) dalam haji itu ada dua waktu.
“Waktu afdhal dalam Haji itu ada di Mudzalifah (bermalam hingga Subuh) dan Jumroh Aqobah (Subuh-Zuhur), saya sendiri sering memilih salah satu yakni di Mudzalifah, karena Jumroh Aqobah pada hari pertama itu pasti padat,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh: