Jakarta, Aktual.com – Menjelang berakhirnya masa pendaftaran calon presiden dan wakil presiden pada 10 Augustus, belum ada satu pun pasangan calon mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). Baik kubu petahana Joko Widodo maupun Prabowo Subianto selaku sang penantang, hingga kini belum menentukan calon pendampingnya.
Meski sudah mengantongi sejumlah nama, namun kedua kubu masih ‘malu-malu’ untuk membeberkannya ke publik. Keduanya terkesan saling tunggu.
Padahal dengan berkoalisinya partai Demokrat dengan Gerindra sudah memenuhi syarat ambang batas 20 persen kursi di DPR. Pun demikian dari kubu PDIP sebagai juara bertahan.
Kepala Pusat Pengkajian Nusantara Pasifik (PPNP) Haris Rusli Moti, berharap dapat terbentuknya poros ketiga dalam kontestasi Pilpres 2019 mendatang. Dia menilai harus ada pasangan calon (paslon) lain untuk mengimbangi kekuatan yang sudah ada tersebut.
“Kalau ada poros baru, mungkin lebih baik ya biar ada perimbangan lah, kalo gak sewenang wenang nih, dua poros ini,” ujar Haris Moti saat dihubungi Aktual.com di Jakarta, Rabu (8/8).
Figur yang diharapkannya dapat meramaikan pemilu nanti yaitu mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Hanya saja jenderal angkatan darat ini cenderung pasif meski elektabilitasnya cukup mentereng.
“Misalnya Gatot berkoalosi dengan partai lain yang belum pasti mendukung dua kekuatan yang ada. Tapi gak mau usaha, harusnya lebih aktif jangan nunggu bola muntah. Tapi itu masalahnya hanya menunggu,” begitu pendapat Haris Moti.
Laporan: Fadlan Syiam Butho
Artikel ini ditulis oleh: