Lebih lanjut, Karyono juga menyoroti hasil Pemilu Amerika Serikat yang dimenangkan Donald Trump. Oleh banyak kalangan, kata Karyono, kemenangan Trump dari Hillary Clinten pada Pemilu Amerika karena mempratikkan propaganda ala Rusia. Proganda ala Rusia ini kemudian dianggap berlanjut di Brazil.

“Kalau nanti di Indonesia dipraktikkan dan berhasil maka akan jadi rule model. Itu menjadi ancaman demokrasi dan peradaban,” tukas dia.

Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta mengatakan jika perolehan suara Capres-Cawapres secara nasional rendah maka hal itu akan menjadi pintu masuk dan dimanfaatkan untuk membuat kegaduhan pihak-pihak tertentu.

“Kalau selisih perolehan suaranya tipis rawan gugatan ke MK,” katanya.

Pintu masuk kerawanan lainnya, menurut Stanislaus, adalah soal ujaran kebencian, hoaks, politik identitas yang mengandung SARA. Politik identitas membuat masyarakat terpolariasi. Ini belum lagi soal adanya narasi-narasi “jika kalah berarti dicurangi”.

“Ini kan narasi yang bisa memicu kegaduhan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: