Jakarta, Aktual.co — Penetapan harga bahan bakar minyak dan elpiji berukuran 12 kilogram yang diterapkan pemerintah Joko Widodo lebih mahal dibandingkan harga yang beredar di pasaran. Indonesia Corruption Watch menilai, mahalnya harga BBM dan elpiji nonsubsidi berpotensi menimbulkan penyimpangan Rp 2,479 triliun.
Pengamat Politik Anggaran Uchok Sky Khadafi mengaku heran dengan sikap pemerintahan Presiden Joko Widodo yang menaikan dan menurunkan harga-harga kebutuhan masyarakat. “Saking banyaknya masalah saat ini, orang sampai bingung mau menyikapi yang mana. Semua terlihat ngawur dan tidak jelas,” kata dia ketika dihubungi Aktual.co, Rabu (7/1).
Dia pun mengaku heran dengan sikap pemerintahan Jokowi saat ini. Apalagi masyarakat hidup susah karena berbagai kebijakannya yang tidak pro rakyat. “Kebijakan menaikan BBM dan elpiji yang membuat harga-harga kebutuhan melonjak seperti tidak dirasakannya, padahal masyarakat sudah menjerit semuanya.”
Dia pun menilai, Jokowi telah merusak tema-tema kampanye yang dia gembar gemborkan selama kampanye. “Seperti bawa perubahan, mana yang berubah?Kecuali yang negatif, perubahan yang positif belum ada yang tercatat. Revolusi mental yang digembar gemborkan juga tidak terlihat dan tidak ada wujudnya. Kalau revolusi mental harusnya ada gerakan yang masif dong, tapi ini tidak ada kan.”
Laporan: Wisnu Yusep